Logo
Loading...

Secanting

Inovasi UPT Puskesmas Penuba
Bagikan Halaman Ini

Selayar Cegah Stunting (Secanting)

 

LATAR BELAKANG

Kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi telur sebagai bagian dari pencegahan stunting masih perlu ditingkatkan, terlebih di daerah pesisir dan kepulauan seperti di Kecamatan Selayar. Sebagai respons terhadap tantangan tersebut, UPT Puskesmas Penuba mencetuskan inovasi “selayar cegah stunting dengan mengonsumsi telur”. Inovasi ini bertujuan untuk mempercepat penurunan angka stunting melalui pendekatan promotif dan preventif berbasis pangan lokal yang tersedia, yaitu telur ayam ras, telur ayam kampung, telur puyuh dan telur bebek.

TUJUAN

  1. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat, khususnya ibu hamil dan ibu menyusui, tentang pentingnya konsumsi telur untuk pertumbuhan anak.

  2. Meningkatkan konsumsi telur secara rutin pada balita usia 6–59 bulan, ibu hamil, dan ibu menyusui di wilayah sasaran.

  3. Memperkuat kapasitas kader posyandu dan tenaga kesehatan dalam memberikan edukasi gizi dan pendampingan konsumsi telur.

  4. Melakukan pemantauan dan evaluasi tumbuh kembang anak sebagai indikator keberhasilan intervensi gizi berbasis telur.

SASARAN

  1. Langsung : balita usia 6–59 bulan, ibu hamil, dan ibu menyusui.

  2. Tidak langsung : tenaga kesehatan, kader, perangkat desa.

RENCANA KEGIATAN

1. Alat dan bahan

  • Register Posyandu
  • ATK
  • Antropometri
  • Kartu Bantu Sasaran

2. Petugas Pelaksana

  • Tenaga Kesehatan di Posyandu
  • Kader Posyandu
  • Nutrisionis

PELAKSANAAN

  1. Kader melakukan pemberitahuan kepada masyarakat sehari sebelum pelaksanaan posyandu.

  2. Kader menyiapkan alat dan bahan sehari sebelum melaksanakan kegiatan.

  3. Pada saat kegiatan, petugas dan kader memberikan pmt berupa telur kepada balita di posyandu.

  4. Memberikan edukasi manfaat 1 hari mengonsumsi 1 telur untuk mencegah stunting.

HASIL INOVASI

Pelaksanaan inovasi Gerakan Dokter Masuk Desa telah memberikan berbagai hasil nyata yang dapat dirasakan oleh masyarakat dan pihak penyelenggara layanan kesehatan.

  1. Peningkatan konsumsi telur di kalangan sasaran.

  2. Perubahan status gizi terlihat dari penambahan dan tinggi dan berat badan.

  3. Masyarakat menyambut baik program ini dan merasa terbantu.

PENUTUP

Kami mengharapkan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak untuk merealisasikan inovasi ini demi mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan produktif, serta menekan angka stunting secara berkelanjutan. Semoga inovasi ini dapat menjadi contoh keberhasilan intervensi gizi yang sederhana namun berdampak besar di daerah lain.